Survey
pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam.
Audit ini lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar
belakang tentang objek audit. Beberapa hal penting yang harus
diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara lain:
- Pemahaman auditor terhadap objek audit
- Penentukan tujuan audit
- Penentuan ruang lingkup
- Review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek audit.
- Pengembangan kriteria awal dalam audit
- Pemahaman auditor terhadap objek audit
Kebanyakan
pendokumentasian dan proses perolehan pemahaman diselesaikan bahkan
sebelum auditor melakukan audit. Studi awal yang dilakukan auditor
mencakup penelaahan atas kertas kerja tahun sebelumnya, temuan-temuan
audit, bagan organisasi, dan dokumen-dokumen lain yang akan membantu
untuk lebih memahami subyek audit. Pada banyak kondisi, studi awal akan
dilakukan di kantor pusat, meskipun banyak auditor saat ini dapat
mengakses informasi secara elektronik dari lokasi yang jauh. Jika audit
merupakan satu di antara serangkaian penugasan rutin, auditor akan
terlebih dahulu melihat dokumen permaen untuk operasi tertentu. Dokumen
permanen berisi salinan laporan audit terdahulu dan jawaban-jawaban
serta informasi relevan lainnya tentang aktivitas yang akan diaudit.
Dokumen tersebut memberikan semacam pandangan menyeluruh bagi auditor,
masalah-masalah yang sebelumnya ditemukan, dan langkah-langkah yang
diambil atau janji-janji untuk menyelesaikannya. Bila audit merupakan
bagian penugasan rutin atau merupakan penugasan baru, penelaahan
literature yang ada mengenai subjek tersebut merupakan hal penting.
Literatur mengenai audit telah berkembang dengan cepat, dan cakupan yang
terdapat dalam buku teks audit, hasil-hasil penelitian dan
tulisan-tulisan terus-menerus meningkat. Banyak auditor juga mencari
buku dan penelitian di bidang audit, khususnya untuk topik-topik
terbaru. Misalnya, jika auditor sedang melaksanakan audit untuk pertama
kali untuk beberapa aspek operasi sebuah agensi periklanan, bacaan yang
relevan untuk ditelaah bisa jadi mencakup bacaan yang terkait dengan
industry periklanan, dan juga literature audit lainnya yang sesuai.
Objek
audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola
oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannnya. Setiap objek
audit memiliki wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda sesuai
dengan karakteristik dan system pendelegasian wewenang yang
diselenggarakan pada perusahaan tersebut. Dalam suatu divisi yang
dikelola secara terdesantralisasi, manajer divisi memiliki wewenang dan
tanggung jawab untuk mengatur divisi tersebut seperti suatu perusahaan
yang berdiri sendiri. Perencanaan, pengelolaan, pengendalian,
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan divisi tersebut menjadi
wewenang dan tanggung jawab manajer divisi, yang akan
dipertanggungjawabkan bersamaan dengan penyajian laporan divisi kepada
manajemen pusat. Suatu divisi dapat berupa anak perusahaan, segmen
bisnis atau cabang dari suatu perusahaan. Departemen dalam suatu
perusahaan memiliki wewenang dan tanggung jawab utama pada departemen
tersebut. Manajer pemasaran memiliki keputusan di bidang pemasaran.
Untuk
mencapai tujuannya, objek audit menetapkan berbagai program yang
pelaksanaannya dijabarkan ke dalam berbagai bentuk kegiatan. Setiap
program-program/aktivitas yang diselenggarakan pada setiap
departemen/divisi harus selaras dengan tujuan perusahaan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, auditor harus memahami tujuan perusahaan
dan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan untuk mendapatkan
pemahaman tentang keselarasan tujuan tersebut.
Dalam
pemahaman terhadap objek audit, auditor harus mendapatkan informasi
tentang sumber daya (kapasitas aktivitas) yang dimiliki objek audit
dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Di samping itu, metode operasi
(cara pelaksanaan kegiatan) juga harus menjadi perhatian penting karena
dari hubungan antara metode operasi dengan ketersediaan sumber daya,
auditor akan mendapatkan informasi awal apakah suatu kegiatan telah
dilaksanakan dengan ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai
tujuannya.
Pendokumentasian
merupakan beberapa langkah yang akan mengarah pada pertemuan awal
antara auditor dengan manajer klien. Pembuatan daftar pengingat dan
daftar isi awal untuk kertas-kerja merupakan beberapa hal yang dilakukan
pada saat pendokumentasian. Auditor juga membuat kuesioner yang akan
digunakan dalam wawancara dan diskusi dengan manajer klien dan yang
lainnya.
Dalam
setiap permulaan audit, auditor kadang kala bingung, “ Apa yang akan
dikerjakan selanjutnya? “ Meskipun setiap penugasan audit tidak sama,
namun terdapat langkah-langkah awal tertentu yang berlaku untuk setiap
audit. Langkah-langkah ini harus dicatat dalam daftar pengingat,
sehingga memudahkan pekerjaan. Sebelum auditor mulai melakukan
instruksi-instruksi yang terdapat pada daftar, sebaiknya disiapkan dulu daftar isi dibagian
pertama kertas kerja. Langkah ini dilakukan sebelum tahap perencanaan
audit. Daftar isi akan memaksa auditor untuk (1) mendaftar
masalah-masalah tertentu yang harus ditangani seiring dengan kemajuan
penugasan dan (2) membuat acuan kertas kerja.
Penelaahan
awal yang dilakukan auditor akan memberikan pandangan yang cukup bagi
auditor untuk menghasilkan pertanyaan-pertanyaann yang cerdas tentang
entitas yang diaudit. Tak seorang pun mengharapkan auditor menjadi ahli
pada aktivitas yang diaudit, namun diharapkan setidaknya mereka memiliki
pemahaman umum mengenai aktivitas tersebut. Penelaahan umumnya akan
menghasilkan sebuah daftar yang dikembangkan dari catatan-catatan
berikut : dokumen permanen, laporan audit dan kertas kerja tahun
sebelumnya. Dari bahan-bahan ini, auditor dapat merancang kuesioner untuk (1) memenuhi tujuan audit mereka dan (2) bertemu manajer klien pada pertemuan awal.
Pertemuan auditor dengan manajer klien
memberi peluang bagi auditor untuk menjelaskan tujuan dan pendekatan
audit yang akan dilakukan. Dalam pembahasan dengan manajer dan
supervisor, auditor menjelaskan tujuan, sasaran, standar operasi, serta
risiko bawaannya. Waktu dan pertemuan harus diatur
terlebih dahulu. Jika memungkinkan, hindari kunjungan mendadak,
meskipun audit yang tidak diberitahukan terlebih dahulu mungkin perlu
untuk dilakukan dalam audit kas, audit keamanan, atau hal-hal lain yang
cukup rawan. Klien yang siap akan memberikan lebih banyak informasi, dan
kesalahan informasi yang disengaja oleh klien akan cenderung dideteksi
dalam pelaksanaan audit sesungguhnya. Mungkin tidak ada keahlian yang
lebih penting bagi auditor dari wawancara.
Teknik-teknik wawancara yang baik membuat orang merasa nyaman, membuat
mereka ingin memberi informasi, bekerjasama dalam audit, dan
mudah-mudahan membuat penugasan audit berhasil. Survey pendahuluan akan
berlangsung lancar dan sistematis jika auditor memiliki pandangan yang
jelas mengenai apa yang ingin dicapai. Dalam kebanyakan audit, informasi
penting dapat diklasifikasikan ke dalam empat fungsi dasar manajemen:
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan control. Pengamatan dalam arti umum, terus dilakukan selama audit pendahuluan. Melalui pengamatan yang gigih dan Tanya jawab yang cerdas,
Auditor harus
membuat kesimpulan sementara secara umum atas pemahamannya terhadap
objek audit. Berbagai informasi yang diperoleh dalam tahap ini, termasuk
indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki menjadi dasar
dalam membuat kesimpulan tersebut. Walaupun kesimpulan ini bersifat
sementara, berbagai temuan yang diperoleh pada tahap ini terutama
indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki, dapat
digunakan sebagai dasar sementara untuk menentukan tujuan, ruang
lingkup, tujuan audit dan penentuan kriteria serta bukti-bukti yang
diperlukan.
Auditor
harus mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas
audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek
audit untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih
efektif jika dilakukan secara tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi
tugas audit tentang hal-hal berikut:
- Informasi yang mendukung tujuan audit.
- Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit.
- Informasi yang mengarah pada tujuan audit
Di
samping mendapatkan tanggapan tentang hal-hal tersebut, auditor juga
harus mendapatkan tanggapan tentang kesimpulan umum yang telah
diajukannya untuk memantapkan hasil kesimpulan auditor.
- Penentuan Tujuan Audit
Selama
survey pendahuluan, Auditor harus menentukan tujuan aktivitas yang
diaudit-bukan tujuan audit yang akan ditetapkan selanjutnya, melainkan
tujuan aktivitas itu sendiri. Tujuan audit harus mengacu pada alasan
mengapa harus dilakukan pada objek audit dan didasarkan pada penugasan
audit. Jika tujuan-tujuan ini tidak dipahami dengan baik, maka audit
bisa kehilangan manfaatnya. Mendapatkan gambaran tujuan aktivitas yang
tepat dan kesesuaian misinya dengan sasaran strategis perusahaan
merupakan cerminan profesionalisme auditor. Penugasan audit biasanya
memberikan tujuan audit dalam lingkup yang luas. Terhadap hal ini
auditor harus menggunakan keahlian professionalnya untuk merumuskan
tujuan audit yang lebih rinci. Beberapa alasan yang mendasari
diperlukannya audit manajemen termasuk di antaranya:
- Terjadinya pemborosan dan ketidakefisienan penggunaan sumber daya perusahaan.
- Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.
- Adanya alternative yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
- Terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya
- Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan.
- Sistem informasi dan pelaporan kurang baik.
Dalam merumuskan tujuan ini, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut:
- Mengindentifikasi tujuan yang ada, mungkin mempunyai arti penting pada pemberi tugas.
- Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya.
- Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit
Jika
auditor memiliki wewenang yang besar untuk menentukan tujuan audit,
harus memperhatikan dengan cermat tentang arti penting dan risiko yang
berkaitan dengan audit tersebut. Kedua hal ini dapat memberikan
petunjuk/indikasi tentang bidang-bidang yang harus diuji dalam audit.
Dalam penentuan tujuan audit, auditor harus memperkirakan dan mengukur
dengan cermat apakah:
- Sasaran dapat memungkinkan untuk diaudit.
- Sumber daya cukup tersedia untuk melaksanakan audit.
- Waktu pelaksanaan yang tersedia cukup untuk audit.
Faktor-faktor
ini memberikan gambaran kepada auditor tentang apakah audit dapat
dilaksanakan dan dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
Auditor harus membedakan tujuan, sasaran dan standar. Tujuan berasal dari bahasa latin objectum, yang secara harfiah berarti sesuatu yang dilontarkan sebelum (pikiran).
Arti
penting program/aktivitas sangat berpengaruh dalam rangka penentuan
tujuan audit. Besarnya anggaran yang dikelola dalam program/aktivitas,
kebijakan-kebijakan penting yang mendasarinya dan adanya aktivitas yang
memerlukan perbaikan harus diperhatikan dengan baik. Dalam menentukan
tujuan audit, auditor harus lebih menekankan pada aktivitas yang
memerlukan perbaikan.
Penentuan
tujuan audit harus memerhatikan berbagai risiko kegagalan yang mungkin
terjadi, baik risiko tidak tercapainya tujuan objek audit maupun tujuan
audit itu sendiri. Beberapa hal berikut ini mengandung risiko kegagalan
tinggi terhadap keberhasilan pencapaian tujuan audit yang harus
diperhatikan auditor:
- Tujuan objek audit yang beraneka ragam dan tidak konsisten.
- Tujuan objek audit yang kurang jelas.
- Kegiatan objek audit yang rumit dan kompleks
- Pengendalian yang lemah
- Perubahan-perubahan yang tidak terencana dan perputaran karyawan yang tinggi
- Perubahan lingkungan objek audit.
Tujuan
audit yang ditentukan auditor harus sesuai dengan yang diinginkan
pemberi tugas. Hasil dari berbagai analisis yang dilakukan terhadap
factor-faktor yang mempengaruhi penentuan tujuan audit, harus
dikomunikasikan kepada pemberi tugas audit untuk
mendapatkan kesamaan sudut pandang dalam penentuan tujuan audit.
3.Penentuan Ruang lingkup
Ruang
lingkup audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Beberapa hal
penting yang merupakan keinginan dari pemberi tugas harus diperhatikan
dalam menentukan ruang lingkup audit. Di samping itu, penentuan ruang
lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan.
Tujuan audit adalah target yang akan diaudit. Dalam target ini
terkandung pertanyaan auditor yang jawabannya akan diperoleh melalui
proses dan kesimpulan hasil audit.
4.Penelaahan terhadap Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan objek audit
Penelaaan
ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan
yang berhubungaan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang
berhubungan khusus dengan berbagai program/aktivitas yang
diselenggarakan pada objek audit. Dalam penelaahan ini auditor dapat
memahami bata-batas wewenang objek audit dan berbagai program yang
dilaksanakan dalam mencapai tujuannya. Peraturan dan kebijakan yang
ditetapkan oleh objek audit dapat berupa adopsi terhadap peraturan yang
ditetapkan pemerintah atau yang secara penuh di kembangkan dalam objek
audit sebagai penjabaran strategi dalam meningkatkan kemampuan
bersaingnya.
5.Pengembangan Kriteria Awal dalam audit
Kriteria
adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu
maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Faktor
yang mempengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain:
1. Tujuan dari kegiatan yang diaudit
2. Pendekatan audit
3. Aktivitas tujuan audit
Karakteristik kriteria yang baik antara lain:
1.Realistis
2.Dapat dipercaya
3.Bebas dari pengaruh kelemahan manusia
4.Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemberi tugas audit.
5.Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda.
6.Dapat dibandingkan
7.Diterima semua pihak
8.Lengkap
9.Memerhatikan adanya rentang waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan berlangsung.
Dalam pengembangan kriteria ini, auditor dapat mengacu pada beberapa sumber, antara lain :
1.Undang-undang (peraturan) yang berlaku
2.Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam objek audit
3.Norma yang sudah mendapat pengakuan secara umum
4.Kriteria yang digunakan pada objek audit sejenis
5.Pengalaman auditor dalam tugas-tugas audit sebelumnya pada objek audit sejenis
6. Kesimpulan Hasil audit
Dari
hasil audit pendahuluan, auditor harus membuat kesimpulan atas hasil
audit pendahuluan yang telah dilakukan. Kesimpulan ini menjadi dasar
dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam tahapan audit
selanjutnya. Audit pendahuluan yang dilakukan dengan baik biasanya
menghasilkan sejumlah informasi yang bermanfaat. Data yang dikumpulkan
dapat mengindentifikasi hal-hal penting dan masalah-masalah yang ada
serta membantu auditor memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan
diperlukan.
Pada
tahap ini pula auditor seharusnya sudah menetapkan tujuan audit
walaupun masih bersifat sementara. Kesimpulan hasil audit pendahuluan
memuat tentang hal-hal sebagai berikut :
1. Daftar bidang/kegiatan yang mengandung kelemahan, yang akan dijadikan tujuan audit pada tahap audit selanjutnya.
2. Alasan mengapa bidang/kegiatan tersebut memerlukan audit lanjutan
3.Temuan-temuan
sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan yang termasuk
dalam daftar bidang/kegiatan yang masih mengandung kelemahan,
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
4.Rekomendasi sementara yang diajukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada.
5.Tindakan-tindakan
perbaikan yang sudah dilakukan objek audit berdasarkan rekomendasi
sementara yang diberikan auditor sebelumnya.
6.Bukti-bukti yang diperoleh pada audit selanjutnya berkaitan dengan tujuan audit sementara yang telah ditetapkan.
Jika
audit pendahuluan memberi keyakinan adanya system, control, pengawasan,
dan manajemen yang baik, maka bisa menjadi dasar keputusan tidak
dilakukannya audit. Sumber daya audit biasanya langka, dan kebanyakan
organisasi audit memiliki lebih banyak proyek dibandingkan auditor yang
akan melakukannya. Tidak masuk akal untuk menghabiskan waktu audit yang
berharga hanya untuk mengejar pengujian transaksi jika kelihatannta
system control itu sendiri akan menunjukkan semua transaksi yang
memiliki kelemahan material.
Dalam
situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan lapangan akan
dilakukan, mungkin berguna untuk membuat ringkasan hasil survey dan
melaporkan secara informal ke manajemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar