Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
masih tertinggi diantara negara-negara ASEAN. Sebenarnya sudah terdapat
penurunan angka AKI dan AKB, tetapi penurunan itu masih relatif lambat.
AKI dari 390/100.000 Kelahiran Hidup (SDKI 1994) menjadi 228/100.000 KH
(SDKI 2007), untuk AKB 68/1000 KH (SDKI 1991) menjadi 34/1000 KH (SDKI
2007). Penyebab utama kematian bayi di Indonesia tidak berbeda dengan
negara berkembang lainnya, yaitu kematian neonatal yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi ibu saat hamil, persalinan serta perawatan
neonatal. Salah satu penyebab lambatnya penurunan kematian ibu dan
neonatal adalah adanya hambatan kemudahaan akses mendapatkan pelayanan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal baik dari segi pembiayaan, waktu
maupun jarak.
Kebijakan Kementerian Kesehatan untuk mengatasi hambatan tersebut di
atas adalah dengan menjamin semua pelayanan maternal dan neonatal
dalam sistem jaminan kesehatan, penempatan tenaga kesehatan strategis,
pemenuhan peralatan medis dan obat-obatan, biaya operasional kesehatan,
ketersediaan pedoman dan standar pelayanan serta supervisi fasilitatif
dll. Keberhasilan implementasi dari kebijakan ini tentunya harus
didukung oleh semua stakeholder terkait, peran pemerintah daerah bahkan
dukungan lintas sektor serta peran swasta.
Dengan adanya pelayanan obstetri dan neonatal dasar (PONED) di tingkat
puskesmas dan pelayanan obstetri dan neonatal komprehensif (PONEK) di
tingkat rumah sakit, diharapkan dapat mempercepat penurunan kematian dan
peningkatan kualitas hidup maternal dan neonatal.
sumber : Buku Ponek Depkes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar